Pelabuhan Tanjung Wangi di Banyuwangi, Jawa Timur, tetap beroperasi normal dan lancar, meskipun terjadi antrean panjang truk logistik di pelabuhan penyeberangan Ketapang (Banyuwangi) dan Gilimanuk (Bali). Situasi ini menegaskan peran vital Tanjung Wangi dalam menjaga stabilitas distribusi barang di tengah tekanan pada jalur penyeberangan utama.
General Manajer PT Pelindo Cabang Pelabuhan Tanjung Wangi, Eko Budyasmoro, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil serangkaian langkah proaktif untuk memastikan kelancaran bongkar muat truk logistik. Strategi ini mencakup optimalisasi fasilitas dan penyesuaian jalur demi mempercepat arus kendaraan.
“Kami memaksimalkan seluruh fasilitas yang kami kelola, termasuk menggeser sebagian arus kendaraan debarkasi kapal roro di Pelabuhan Tanjung Wangi melalui akses area Pusri,” terang Eko di Banyuwangi, Kamis (17/7).
Penyesuaian jalur ini menjadi kunci untuk mengatasi potensi kepadatan di area pelabuhan. Tak hanya itu, Pelindo Tanjung Wangi juga menambah personel jaga untuk membuka jalur muat bagi truk yang akan melakukan proses embarkasi dari luar pelabuhan, guna mempercepat kelancaran arus kendaraan. Langkah-langkah ini menunjukkan kesigapan Pelindo dalam merespons dinamika operasional yang cepat berubah.
Inisiatif Pelindo: Dukungan Logistik dan Kemanusiaan
Selain penyesuaian operasional, Pelindo Tanjung Wangi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap para pengemudi truk yang terdampak antrean panjang. Bantuan konsumsi berupa makanan gratis diberikan kepada mereka yang perjalanannya terkendala, meringankan beban di tengah penantian yang melelahkan.
Eko Budyasmoro menambahkan, “Selain penyesuaian jalur akses bagi truk pada kegiatan kapal roro, kami juga memaksimalkan pemanfaatan gudang di lini 1 pelabuhan untuk kelancaran bongkar muatan pupuk. Ini adalah upaya bersama untuk memastikan pengguna jasa terlayani dan kelancaran arus logistik di Pelabuhan Tanjung Wangi tetap terjaga.”
Optimalisasi gudang lini 1 ini sangat krusial, terutama untuk komoditas strategis seperti pupuk, yang distribusinya tidak boleh terhambat. Ini juga menunjukkan komitmen Pelindo untuk tidak hanya sekadar menyediakan fasilitas, tetapi juga menjadi bagian dari solusi rantai pasok nasional.
Koordinasi Lintas Sektor untuk Kelancaran Arus Logistik
Kelancaran arus logistik di Pelabuhan Tanjung Wangi tidak lepas dari koordinasi yang intensif antara PT Pelindo Tanjung Wangi dengan berbagai pemangku kepentingan. Koordinasi rutin dilakukan bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), PT ASDP Indonesia Ferry, kepolisian, Dinas Perhubungan, dan pihak terkait lainnya. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi utama dalam menjaga efisiensi operasional dan responsibilitas terhadap situasi darurat.
“Kami terus berkoordinasi erat dengan KSOP, ASDP, kepolisian, Dinas Perhubungan, dan semua pemangku kepentingan terkait. Ini penting untuk mendukung kelancaran arus logistik secara menyeluruh,” tegas Eko, menekankan pentingnya sinergi dalam ekosistem pelabuhan.
Konteks Antrean di Ketapang-Gilimanuk: Dampak Inspeksi Kapal
Antrean kendaraan, khususnya truk logistik, di area Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) telah terjadi sejak Rabu (16/7) pagi. Penyebab utama antrean ini adalah keterbatasan kapal di dermaga plengsengan (LCM). Keterbatasan ini dipicu oleh proses inspeksi dan perbaikan kapal LCT (Landing Craft Tank) atas dasar rekomendasi dari regulator, yakni Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
Inspeksi tersebut merupakan respons langsung dari tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7) lalu. Insiden ini memicu peninjauan ulang standar keselamatan pelayaran, yang berujung pada inspeksi ketat terhadap kapal-kapal yang beroperasi di lintasan vital tersebut. Dampaknya, sejumlah kapal harus menjalani perbaikan atau penundaan operasi, yang secara langsung memengaruhi kapasitas penyeberangan di Ketapang dan Gilimanuk.
Situasi di Ketapang dan Gilimanuk menunjukkan bagaimana insiden tunggal dapat memiliki efek domino pada seluruh rantai logistik. Dalam konteks ini, Pelabuhan Tanjung Wangi berfungsi sebagai katup pengaman, memastikan bahwa arus barang tetap bergerak meskipun ada gangguan di titik lain. Keberhasilan Tanjung Wangi dalam menjaga operasional normal menunjukkan pentingnya diversifikasi jalur dan kesiapan infrastruktur pelabuhan dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga.
Dengan terus beroperasi secara optimal dan proaktif dalam mengelola arus logistik, Pelabuhan Tanjung Wangi tidak hanya melayani pengguna jasa, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi regional, khususnya di sektor distribusi barang.