Kabarenergi.com, Jakarta – Di tengah percepatan transisi energi global dan tekanan terhadap pencapaian target emisi, PLN Nusantara Power (PLN NP), subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, kembali menegaskan komitmennya terhadap ekonomi hijau dengan menyelenggarakan Seminar Bisnis Karbon di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/4/2025).
Acara ini menghadirkan lebih dari 40 perusahaan serta pelaku aktif di bursa karbon nasional, menjadi wadah penting bagi para pemangku kepentingan di sektor energi, industri, dan kebijakan untuk berdiskusi, menggali potensi pasar karbon, serta menyusun langkah konkret dalam mendorong akselerasi bisnis karbon di Indonesia dan panggung global.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai institusi strategis, seperti Bursa Efek Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), perusahaan teknologi karbon Fairatmos, serta perwakilan dari PLN Group. Selain menyajikan wawasan terbaru seputar kebijakan dan teknologi perdagangan karbon, forum ini juga membuka akses jejaring strategis serta peluang kolaborasi konkret antar sektor.
Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN NP, Komang Parmita, menegaskan bahwa perdagangan karbon kini telah menjadi bagian penting dari strategi bisnis energi berkelanjutan.
Bisnis karbon kini bukan lagi sekadar opsi tambahan, melainkan sebuah keharusan strategis. Melalui forum ini, kami ingin mendorong sinergi lintas sektor untuk mempercepat transformasi menuju ekonomi hijau yang kompetitif dan berkelanjutan,” jelas Komang.
Dalam kesempatan tersebut, PLN Nusantara Power juga memaparkan sejumlah pencapaian signifikan dalam perdagangan karbon, antara lain:
-
PLTGU Muara Karang Blok 3 menjadi pembangkit pertama di lingkungan PLN Group yang tercatat di Bursa Karbon Nasional, dengan potensi penghematan emisi sebesar 900.000 ton CO₂. Pencapaian ini menjadikan PLN NP sebagai trader terbesar di IDX Carbon.
-
Pada 20 Januari 2025, PLTGU Muara Tawar mencatatkan penjualan 30.000 ton carbon credit ke pasar internasional, serta mengalihkan 750.000 ton kredit karbon dari pembangkit lain ke dalam skema global.
-
PLTMG Sumbagut 2 Peaker (250 MW) juga resmi terdaftar di pasar karbon nasional, dengan potensi reduksi emisi sebesar 277.000 ton CO₂.
Sementara itu, Executive Vice President Pengembangan Bisnis Korporat dan Investasi PT PLN (Persero), Abdan Hanif, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari transformasi besar PLN dalam menyambut era perdagangan karbon.
“Mitigasi perubahan iklim membutuhkan aksi nyata. PLN bergerak cepat membangun kapabilitas dan mengambil peran sentral dalam menciptakan pasar karbon yang kredibel, transparan, dan terintegrasi. Ini adalah kontribusi nyata kami bagi masa depan bumi dan generasi mendatang,” tutur Abdan.
Ke depan, PLN Nusantara Power berkomitmen memperluas portofolio proyek energi hijau untuk diperdagangkan di pasar karbon, baik nasional maupun internasional. Upaya ini sejalan dengan visi besar perusahaan untuk menghadirkan energi bersih bagi seluruh rakyat Indonesia dan mendukung target Net Zero Emission.
Dalam seminar ini, Fairatmos turut mengambil peran sebagai mitra teknologi. Sebagai pengembang proyek karbon berbasis teknologi yang tumbuh pesat di Asia Tenggara, Fairatmos fokus pada pengembangan kredit karbon berbasis alam, restorasi lahan gambut, dan proyek karbon biru di Indonesia, Malaysia, Laos, Filipina, dan wilayah lainnya.
Seminar Bisnis Karbon PLN NP diharapkan dapat menjadi katalisator penting dalam mempercepat pengembangan ekosistem karbon yang inklusif dan berdaya saing, menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam perdagangan karbon global. (ziz)