HeadlineNews

Rupiah Melemah ke Level Rp16.605 per Dolar AS

284
×

Rupiah Melemah ke Level Rp16.605 per Dolar AS

Share this article
(foto Istimewa)

KABARENERGI.COM – Nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau anjlok 0,25 persen atau 42 poin sejak pembukaan perdagangan, mencapai posisi Rp16.605 per dolar AS pada Rabu (8/10/2025).

Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Selasa kemarin, di mana rupiah sempat ditutup menguat 0,13 persen atau 22 poin ke level Rp16.561 per dolar AS.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

Analis Pasar Uang, Lukman Leong, memperkirakan pergerakan rupiah hari ini akan didominasi oleh pelemahan. Menurutnya, penyebab utama depresiasi rupiah adalah penguatan kembali dolar AS yang dipicu oleh pernyataan hawkish (cenderung ketat) dari dua pejabat The Federal Reserve (The Fed).

“Presiden Fed Kansas City, Jeff Schmid mengatakan, The Fed perlu terus menekan inflasi yang tetap tinggi. Sementara, Presiden Fed Minneapolis Nel Kashkari mengatakan setiap pemotongan suku bunga drastis akan berisiko memicu inflasi,” ujar Lukman menjelaskan sentimen negatif dari AS.

Lukman memperkirakan pergerakan rupiah hari ini akan berada dalam rentang Rp16.500 hingga Rp16.650 per dolar AS.

Sementara itu, Tim Analis Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa dalam lima hari belakangan, rupiah bergerak cukup stabil dan sempat terapresiasi sebesar 0,8 persen. Namun, Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mewanti-wanti potensi tekanan tinggi terhadap rupiah di tengah kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang sangat pro-pertumbuhan ekonomi.

“Faktor global yang berpengaruh terhadap rupiah ke depan adalah arah kebijakan moneter AS,” kata Rully.

Rully menambahkan, tingginya tekanan terhadap rupiah pada bulan September 2025 telah menyebabkan penurunan cadangan devisa yang cukup signifikan, yakni sebesar USD1,97 miliar.

Read  Produksi Migas Pertamina Naik 8% di 2023

“Cadangan devisa turun karena digunakan Bank Indonesia untuk melakukan intervensi pasar, guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” jelas Rully. Ia menambahkan bahwa cadangan devisa di bulan September 2025 merupakan yang terendah dalam 14 bulan terakhir. (YBF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News