Kabarenergi.com, Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengklaim telah berhasil menyelamatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari upaya penyalahgunaan senilai US$ 281 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun.
Nilai tersebut berkat penerapan alert system yang dikembangkan Pertamina dan telah diterapkan sejak 1 Agustus 2022 hingga triwulan I 2024.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, melalui sistem tersebut, data transaksi tidak wajar seperti pengisian di atas 200 liter Solar untuk satu kendaraan bermotor atau pengisian BBM PSO kepada kendaraan yang tidak mendaftarkan nomor polisi (nopol) kendaraannya akan termonitor langsung oleh Pertamina.
“Melalui alert system ini, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 281 juta atau sekitar Rp 4,4 trilliun,” kata Nicke dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (24/5/2024).
Nicke menambahkan, selama tahun 2023 Pertamina berhasil melakukan pengendalian penyaluran JBT Solar dan JBKP Pertalite sehingga realisasi penyaluran berada di bawah kuota yang ditetapkan Pemerintah.
Realisasi penyaluran selama 2023 untuk JBT Minyak Solar sebesar 17,4 Juta kiloliter (KL) dan JBKP Pertalite adalah 30,0 Juta KL.
“Di tengah situasi geopolitik dunia yang tidak menentu dan tekanan terhadap mata uang rupiah seperti saat ini, maka diperlukan penggunaan BBM secara bijak dan penyaluran BBM yang tepat sasaran sehingga akan membantu Pemerintah dalam mengelola devisa dan anggaran negara,” tutur Nicke.