Teks Foto: PLTS IKN 50 MW berdiri di lahan seluas 80 hektar dan mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 337 pekerja. Total panel surya yang digunakan dalam PLTS ini mencapai 21.600 panel surya.

Kabarenergi.com, Surabaya – PLN Nusantara Power (PLN NP), yang merupakan subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, mengambil langkah besar dalam menghadirkan energi hijau di Indonesia. Dengan berbagai inovasi seperti co-firing dan proyek energi baru terbarukan (EBT) yang mengusung tema Green Energy Movement (GEM), PLN Nusantara Power tengah mengemban misi untuk mempercepat transisi energi di Indonesia demi mencapai Nusantara yang lebih hijau.
Terkait dengan hal ini, pada tahun 2023, PLN NP berhasil mencatat kinerja gemilang dengan memproduksi energi bersih sebanyak 525,62 GWh melalui co-firing, setara dengan mengurangi emisi karbon sebesar 533.291,79 metrik ton. Co-firing ini telah dilaksanakan secara konsisten pada 24 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam sebuah pertemuan dengan media di Surabaya pada hari Kamis, 21 Maret 2024, Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Nusantara Power, Karyawan Aji, menjelaskan komitmen perusahaan dalam mengembangkan Energi Terbarukan (EBT).
“Sejalan dengan semangat dunia dalam menurunkan suhu bumi dan komitmen yang tercantum dalam Paris Agreement, PLN Nusantara Power berperan aktif melalui Green Energy Movement,” ungkap Aji.
Upaya PLN NP dalam Green Energy Movement tidak hanya terbatas pada co-firing di PLTU yang sudah beroperasi, tetapi juga mencakup pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan seperti PLTS, PLTA, dan PLTB.
Salah satu pencapaian signifikan PLN NP adalah penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata pada tahun 2023. PLTS ini berhasil menghindarkan sebanyak 214.000 ton emisi CO2 setiap tahunnya.
“Apart from that, we are also constantly supporting the smart city initiatives in the National Capital (IKN) through the provision of clean electricity from the 50 MW PLTS IKN. Currently, we have completed the first phase of 10 MW,” tambah Aji.
Pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana PLN NP untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN Nusantara. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan penggunaan EBT sebesar 80% dari total kebutuhan listrik IKN Nusantara pada tahun 2045.
“Through PLTS IKN, we will be able to avoid 104.8 tons of CO2 emissions annually. In the future, many of our projects will be based on EBT,” tambah Aji.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruli Firmansyah, juga ikut menyampaikan fokus dan rencana korporasi dalam mewujudkan energi hijau.
“PLN NP telah memetakan kebutuhan Indonesia di masa depan. Kami berkomitmen untuk menyiapkan penambahan unit pembangkit sebesar 6,3 Giga Watt (GW) dari pembangkit EBT yang tersebar di seluruh Nusantara hingga tahun 2030,” ungkap Ruly.
Dengan langkah-langkah progresif ini, PLN Nusantara Power memberikan kontribusi nyata dalam mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (ari)