Kabarenergi.com, JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) berhasil mencatat pencapaian luar biasa dalam produksi emas sepanjang tahun 2023 dengan jumlah hampir mencapai 2 juta ons. Capaian ini melampaui target produksi yang ditetapkan perusahaan pada tahun 2023 sebesar 1,8 juta ons.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan keberhasilan ini dengan bangga, “Produksi emas (tahun 2023) hampir 2 juta ons. Teman tim kita (memproduksi) dengan baik, safe in sustainable way and increasing productivity,” ucapnya.
Selain produksi emas yang memukau, perusahaan juga mencatat prestasi dalam produksi tembaga, hampir mencapai 1,7 miliar pon selama tahun 2023. “2023 Tembaga kita mencapai hampir 1,7 miliar pon,” tambah Tony Wenas.
Perlu diketahui, sejak tahun 2018, Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia dengan porsi 51,2% melalui Holding BUMN Pertambangan MIND ID. Akuisisi ini mencapai nilai US$3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu, menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%. Sisanya masih dimiliki oleh Freeport-McMoran (FCX).
Sumber daya Freeport Indonesia saat ini mencapai 3 miliar ton dan diperkirakan akan mencukupi hingga tahun 2050. Produksi bijih saat ini sekitar 240.000 ton per hari dari tambang bawah tanah.
Sejak tahun 2020, PTFI telah menghentikan aktivitas produksi di tambang terbuka Grassberg, dan fokus meningkatkan produksi di tambang bawah tanahnya.
Area produksi tambang Freeport ini mencakup lahan seluas 9.946 hektare (Ha) dan luas area penunjang sebesar 116.783 Ha di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Dari produksi bijih tersebut, PTFI mengolahnya menjadi konsentrat tembaga. Dengan kapasitas produksi sekitar 3 juta ton konsentrat per tahun, perusahaan mengirim sekitar 1 juta ton per tahun ke smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur, yang dioperasikan PT Smelting. Namun, mulai tahun 2024, perusahaan akan mengirimkan semua konsentratnya ke smelter dalam negeri, sebagai bagian dari proyek ekspansi smelter PT Smelting yang meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 1,3 juta ton per tahun.
Selain itu, PTFI sedang membangun smelter baru di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan kapasitas 1,7 juta ton konsentrat per tahun dan dapat menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Hal ini sebagai langkah strategis perusahaan untuk meningkatkan kemandirian dalam industri pertambangan. (den)